Y. Argo Twikromo adalah Ketua Pengawas Mindset Institute. Argo Twikromo menyelesaikan pendidikan doktor antropologi di Radboud Universiteit Nijmegen, Belanda (2008). Selama ini, Argo Twikromo banyak menulis dan melakukan penelitian mengenai keadaan masyarakat dengan metodologi antropologi. Argo Twikromo juga mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Bincang Online: Humor dan Tertawa Bersama Pandemi

2 menit waktu baca

MINDSET Institute mengadakan bincang-bincang online dengan tema “Humor dan Tertawa (Bersama) Pandemi” pada hari Kamis 2 Juli 2020. Bincang ini menghadirkan Max Baihaqi (Pecas Ndahe, Solo), Vincentius Yudhit Ciphardian (Komedian, Surabaya) dan Anang Batas (Raja Plesetan, Yogyakarta) dengan pemandu Tri Agus Susanto Siswowiharjo (MINDSET Institute, Dosen Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” dan penyuka humor).

Bincang-bincang humor sebagai upaya melihat situasi ataupun kondisi kehidupan yang dipandang, dirasakan, dan dialami telah memberi tekanan pada suatu masyarakat. Orang sering kali memberi tanggapan dengan menuangkan pikiran, kesan, sikap, hasrat, kata-kata, ataupun perilaku untuk menanggapi, bertahan, dan melawan tekanan tersebut.

Namun, di sisi lain, situasi semacam ini juga memunculkan berbagai macam pijakan pada pikiran, kesan, sikap, hasrat, kata-kata, kreatifitas, ataupun perilaku, baik disengaja maupun tidak disengaja yang barangkali disadari dan diinterpretasikan dapat membuat dirinya sendiri maupun orang lain tertawa.

Di tengah situasi pandemi sekarang ini di mana jumlah orang yang terpapar maupun yang meninggal masih terus bertambah, baik di Indonesia maupun di banyak negara, kenyataannya menunjukkan bahwa tertawa tampaknya tidak berhenti.

Barangkali sense of humor tersebut lebih pada ketidaksadaran dan spontanitas para pelakunya dalam menghadapi situasi kekalutan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Bahkan hal ini dapat menjadikan refleksi kita bersama bahwa sense of humor dan tertawa perlu dikaji lebih dalam lagi ketika diasumsikan dapat memberikan salah satu penangkal yang kuat untuk efek penekanan kekebalan (immune system) dari stress ataupun situasi pandemi.

Humor boleh jadi merupakan sebuah “mekanisme pertahanan” yang menolong kita untuk menghadapi situasi sekarang ini.  Bentuk  humor demikian relatif jauh dari interpretasi (penginterpretasian) satire, sarkasme, parodi, atau kata-kata penghinaan yang relatif mengemuka akhir-akhir ini dengan maksud untuk menyindir, menyinggung, atau bahkan melukai perasaan seseorang, sesuatu, dan kelompok.

Dalam konteks ini, talk show (bincang-bincang) yang diprakarsai oleh MINDSET Institute justru ingin membedah sisi lain kehidupan masyarakat dalam situasi pandemi, khususnya hal-hal yang sering kali dianggap/dibingkai sebagai kondisi yang remeh-temeh, guyonan, sesat pikir, dan sense of humor tetapi secara nyata sering kali hadir dalam situasi seperti saat ini.

Anang dalam bincangnya mengutarakan kondisi masyarakat menghadapi COVID-19 bisa menimbulkan lelucon, misalnya memelesetkan kata pandemi menjadi fundemik. Melihat perempuan yang pakai masker kok menjadi cantik? Lalu muncul plesetan, dikau pakai masker membuat daku mak ser.

Kondisi pandemi sangat berpengaruh ke para komedian, banyak job yang dibatalkan. Tetapi Anang memiliki panggung tanpa penonton, yaitu youtobe, hanya saja perlu memiliki strategi pengaturan emosional penonton. Maka para komedian perlu memiliki konsep agar tidak ditinggalkan oleh penonton. Selain itu, ia sering diundang menjadi nara-zoom-ber di bincang online.

Anang menyampaikan pandemi membuat para komedian tidak boleh egois, harus berkolaborasi, saling menonton, like, comment dan subscribe akun channel temannya masing-masing. Pandemi membuat dirinya no sambat show, maka ia berpesan jangan protes kalau tidak pernah berproses.

Baihaqi menuturkan situasi pandemi membuat dirinya bersama teman-temannya bermain-main di depan kamera supaya tetap bisa menghibur masyarakat melalui youtobe dan media sosial lainnya. “Pandemi membuat kita direnstra oleh alam”, ucapnya.

Para komedian perlu beradaptasi untuk melihat tingkat ketertarikan dan kebosanan penonton di youtobe karena pilihan channel-nya banyak. Baihaqi mengutarakan para komedian tetap perlu berkreasi melakukan sesuatu supaya bisa menjadi pembelajaran di masa mendatang.

Sementara Yudhit menyebutkan situasi pandemi bisa memunculkan komedi yang segar. Para komedian bisa menjadikan rumah sebagai panggung komedi dengan diunggah di akun media sosialnya masing-masing. Walaupun youtobe menampilkan banyak pilihan yang ditonton tetapi para komedian pasti menemukan cara untuk menghibur orang.

Untuk itu, para komedian perlu konsisten dengan tetap berkarya. Yudhit menyampaikan pandemi sebagai tragedi dan komedi, satire kehidupan. Ia berujar, di masa mendatang kita akan mengingat bahwa kita pernah berjuang melawan wabah dengan rebahan.

Dari sense of humor mereka ternyata tetap menyisakan ruang refleksi di masa pandemi ini dengan peta pengetahuan (keinginan) dalam menjalin kerjasama di antara mereka dan bahkan sesama pelaku humor untuk bertahan hidup dalam rasa humor mereka.

 

Y. Argo Twikromo adalah Ketua Pengawas Mindset Institute. Argo Twikromo menyelesaikan pendidikan doktor antropologi di Radboud Universiteit Nijmegen, Belanda (2008). Selama ini, Argo Twikromo banyak menulis dan melakukan penelitian mengenai keadaan masyarakat dengan metodologi antropologi. Argo Twikromo juga mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.