Y. Argo Twikromo

  adalah Ketua Pengawas Mindset Institute. Argo Twikromo menyelesaikan pendidikan doktor antropologi di Radboud Universiteit Nijmegen, Belanda (2008). Selama ini, Argo Twikromo banyak menulis dan melakukan penelitian mengenai keadaan masyarakat dengan metodologi antropologi. Argo Twikromo juga mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

   



16 Artikel oleh Y. Argo Twikromo

Elite Lokal dan Perampasan Modernitas: Kasus di Sumba Timur

Bahasan dalam buku ini bertujuan untuk memahami dinamika pembentukan negara dan interaksi antara negara nasional dan masyarakat lokal dengan memfokuskan pada agen-agen yang terlibat...
22 detik waktu baca

Kebangkitan Karakter Harmonis Bangsa

Tidak disangsikan lagi bahwa perkembangan kehidupan di Indonesia terus bergerak mengikuti perkembangan dunia global. Bahkan sering kali terjadi lompatan-lompatan tajam dalam pemanfaatan kemajuan teknologi...
18 detik waktu baca

Local Wisdom dalam Pendidikan

Perkembangan kehidupan global telah memberikan pilihan beragam atas landasan tata kelola kehidupan bersama. Berbagai kekuatan dan elemen kehidupan dari belahan dunia lain saling berkompetisi...
4 menit waktu baca

Mengemas Kembali Kehidupan Selaras

Masa pandemi sudah berjalan kurang lebih setahun, berbagai harapan untuk merengkuh kehidupan normal seperti kondisi sebelum masa pandemi masih belum juga menentu ujungnya. Harapan...
3 menit waktu baca

Lumbung Mataraman

LUMBUNG Mataraman merupakan program yang dirancang dari gagasan pembangunan berkelanjutan di tingkat global. Ruang pertanian berkelanjutan menjadi terbuka dan memberikan peluang di tingkat nasional...
1 menit waktu baca

Persemaian Kehidupan Selaras

Kehidupan di wilayah setingkat kampung, dusun, atau apa pun terminologinya, hampir tidak pernah diberi ruang dalam menyuarakan kebijaksanaan atau kearifan tentang tata kelola kehidupan...
2 menit waktu baca

Mengais Serpihan Kehidupan Selaras

Kehidupan bersama dalam koridor keselarasan, keseimbangan, dan keharmonisan telah menjadi warna khas kehidupan yang tersebar di sejumlah wilayah Nusantara selama berabad-abad silam. Perjalanan panjang...
3 menit waktu baca

Merengkuh Keselarasan Kehidupan Bersama

Pegelolaan kehidupan bersama bukan hanya tugas dan tanggung jawab para pengambil kebijakan yang tersebar di berbagai tingkat kehidupan ini, namun merupakan tugas dan tanggung...
3 menit waktu baca

Penghayatan Keistimewaan Yogyakarta

Bagi warga Yogyakarta, nilai-nilai keistimewaan Yogyakarta seharusnya bukan merupakan suatu nilai yang asing atau harus dicari-cari. Kehadirannya sudah melekat di hati sanubari masyarakat jauh...
1 menit waktu baca

Kehidupan Selaras dalam Pergumulan Global

NUANSA pengelolaan kehidupan bersama yang selaras telah menjadi kekhasan bagi tata kelola kehidupan yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa ini. Pengelolaan kehidupan tersebut relatif...
3 menit waktu baca

Pola Pikir Baru dalam Pengelolaan Kebudayaan

Ketika kebudayaan dikaitkan dengan kesejahteraan hidup, maka pemahaman umum cenderung hanya mengacu pada usaha untuk mengangkat dan mengelola karya-karya budaya yang tampaknya dapat menyejahterakan...
2 menit waktu baca

Tradisi Pesta Ulat Sagu Suku Asmat

Pesta Ulat Sagu (Tow Pok Mbu) merupakan tradisi yang relatif melekat dan dilekatkan pada setiap adat masyarakat Asmat, Papua. Ulat sagu dan sagu dijadikan...
4 menit waktu baca

Kehidupan dalam Nuansa Padu Serasi

Pengelolaan kehidupan bersama yang mencakup keterpaduan berbagai nuansa selaras, harmonis, saling menghargai, saling percaya, dan penuh tepa slira, relatif kurang terajut dalam satu kesatuan...
1 menit waktu baca

Tradisi Belis di Sumba: Simbol Pertautan Kekeluargaan dalam Pengelolaan Kehidupan

radisi Belis sangat lekat dengan masyarakat di Indonesia Timur, khususnya masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam konteks Indonesia sebenarnya merupakan tradisi yang...
5 menit waktu baca

Membangun Indonesia dalam Perjumpaan Global

aat ini dan pasca-pandemi nanti, masyarakat membutuhkan socio-cutural healing demi mengatasi trauma-trauma ketika menghadapi realitas “badai” global yang terjadi. Masyarakat juga didorong agar bisa...
2 menit waktu baca